Kode kehormatan Pramuka merupakan norma-norma yang harus dipatuhi oleh peserta didik dan pembina. Kode kehormatan itu merupakan norma kehidupan dalam Pramuka yang memancarkan kesadaran pembangunan watak (character building) peserta didik melalui kegiatan Kepramukaan. Orang lain akan memandang kita rendah kalau kita sendiri tidak menghormati kode kehormatan tersebut, sebab kode kehormatan itu identik dengan harga diri seseorang (download publikasi: hal 1, hal 2, dan hal 3).
Hal tersebut ditandaskan oleh Pelatih Pramuka Kwartir Cabang Kota Madiun, Sri Rahayu dalam kesempatan Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka ke-36 bagi pembina yang digelar Selasa – Kamis, 24 – 26 Nopember 2009 kemaren oleh Kampus STKIP Widya Yuwana Madiun. Sebagai persiapan untuk menjadi Pembina Pramuka tingkat Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega di Satuan kelak, Perguruan Tinggi ini menyelenggarakan pembinaan bagi mahasiswa-mahasiswi calon Katekis dan Guru Agama Katolik tersebut. Kursus awal bagi Pembina Pramuka yang direncanakan setahun yang lalu, kini baru terlaksana karena faktor ketersediaan waktu untuk kegiatan tersebut. Hal itu dikatakan oleh Antonius Eko Ispirianto dalam sambutannya selaku Dosen Pramuka yang telah mengampu mata kuliah tersebut sejak 2 tahun yang lalu.
Secara terpisah Ketua STKIP Widya Yuwana Madiun sekaligus KAMABIGUS Satuan Pramuka di Perguruan Tinggi tersebut, Romo Agustinus Supriyadi, SS., Pr mengungkapkan bahwa kursus dimaksud untuk membekali mahasiswa-mahasiswi dalam karya-karya atau tugas-tugas kerasulan di bidang Kepramukaan. “Mereka kelak tidak melulu mengajarkan Pendidikan Agama Katolik, namun juga bidang-bidang lain yang mendukung, dalam hal ini adalah Pendidikan ekstrakurikuler Kepramukaan,” sambutnya dalam Ceremonial Pembuka. Turut hadir pula dalam Ceremonial tersebut, Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kota Madiun beserta Tim Pelatih. Kegiatan kursus sekaligus kemah ini diikuti oleh semua mahasiswa STKIP Widya Yuwana Madiun dari tingkat 1 sampai tingkat 4 sebanyak 91 orang.
Dalam sambutannya, Ketua Kwartir Cabang Kota Madiun menyampaikan bahwa KMD merupakan kursus awal bagi Pembina Pramuka. Sebagai salah satu usaha meningkatkan kualitas Kepramukaan yang memadai. Dalam kursus ini peserta diharapkan mampu menjadi Pembina Pramuka yang handal dan mempuni. Mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat. Mampu mandiri dan setia terhadap tugas-tugas sebagai seorang Pembina. “Anak-anak dan pemuda Indonesia perlu dididik untuk menjadi manusia dan warga negara Republik Indonesia yang berkepribadian dan berwatak luhur dan cerdas, cakap, tangkas dan rajin, yang sehat jasmani dan rohani, yang ber-Pancasila dan setia─patuh kepada Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI), yang berpikir dan bertindak atas landasan-landasan manusia sosialis Indonesia, sehingga dengan demikian anak-anak dan pemuda Indonesia menjadi kader pembangunan yang cakap dan semangat bagi penyelenggaraan amanat penderitaan rakyat,” ungkapnya.
Lebih lanjut beliau menandaskan bahwa untuk maksud itu seorang Pembina harus mempunyai strategi Pembinaan yang matang dan terlatih. Dengan demikian ia mampu meningkatkan mutu peserta didik dan seterusnya dapat memberikan kebahagiaan dalam hidup bersama dalam masyarakat, sesuai dengan cita-cita luhur bangsa kita, yaitu: menegakkan Pancasila dan nilai-nilainya.
Kegiatan yang bertempat di lapangan dan aula Kampus STKIP Widya Yuwana Madiun tersebut idealnya berlangsung tujuh hari, namun karena pertimbangan bahwa peserta mahasiswa saat itu sudah menerima materi selama dua semester pada kuliah Pramuka yang lalu, KMD kemudian dilaksanakan selama tiga hari saja. Hal tersebut disampaikan oleh “Kak Ut” dalam pengantarnya selaku sesepuh Kwartir Cabang Pramuka Kota Madiun di hadapan peserta KMD.
Dalam KMD Pembina Pramuka ke-36 tersebut, turut dilaksanakan pula pelantikan Pembina Pramuka Tingkat Mahir Lanjutan. Sejumlah 22 orang Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan dilantik, setelah 6 bulan mengikuti kegiatan-kegiatan Pembinaan di Gugus Depan (GUDEP) masing-masing. Sebagai ungkapan setia terhadap tugas dan kewajiban sebagai Pembina, 22 Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan tersebut dikukuhkan dengan mengucapkan sumpah untuk menepati “Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka,” sebagai Kode Kehormatan dalam Kepramukaan.
Seusai ceremonial pembuka KMD dan pelantikan Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan pada hari pertama, sejumlah 91 peserta mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan warna potongan kertas yang telah mereka terima secara acak. Dari pembagian tersebut, menghasilkan 6 kelompok berdasarkan warna, yaitu: merah, kuning, orange, biru, pink, dan ungu. Dari masing-masing kelompok yang terbentuk mendapat slayer (potongan kain segitiga) dengan warna yang sama. Setiap slayer tersebut bertuliskan: “Kwartir Cabang Kota Madiun” yang dikenakan setiap sesi kegiatan hingga upacaran penutupan kegiatan.
Kegiatan kursus yang dikemas dalam bentuk perkemahan tersebut sepenuhnya praktek-praktek: 1) Peraturan Baris Berbaris (PBB), 2) Pelaksanaan Upacara, seperti: Pengibaran Sang Merah Putih, Pembacaan Pancasila, Pembacaan Kode Kehormatan Pramuka, dan sebagainya. Pelaksanaan Upacara dilakukan dalam konteks Upacara Umum, Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan, Pelantikan, Kenaikan, Pindah Golongan, dan meninggalkan Ambalan/Racana, dan 3) praktek-praktek teknis lainnya, seperti: tali-temali dan pemasangan tenda darurat, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Kemah yang diikuti oleh peserta mahasiswa calon Katekis dan Guru Agama Katolik ini dibimbing oleh Tim Pelatih dari Kwartir Cabang Kota Madiun, seperti: Antonius Eko Ispirianto, Sri Rahayu, Ananto Edi, dkk.
Pada hari kedua kegiatan, peserta mahasiswa melaksanakan praktek penjelajahan/jelajah alam sekitar kota Madiun. Penjelajahan ini dilakukan dalam rangka praktek Satuan Pramuka penegak (tingkat SMA). Pelatih dan panitia turut ambil bagian dalam kegiatan penjelajahan tersebut, yang terbagi dalam 4 (empat) pos rute penjelajahan. Masing-masing pos harus dilalui oleh setiap kelompok jelajah dengan ketentuan atau tugas yang berlaku pada pos tersebut. “Meskipun melelahkan, penjelajahan ini menarik dan menantang untuk diikuti, sebab melibatkan semua peserta. Tidak ada seorangpun yang pasif dalam kegiatan tersebut. Selain itu pula, penjelajahan selalu diselingi dengan game/permainan. Tugas-tugas yang diberikan oleh setiap pos sangat memicu rasa ingin tahu kami,” ungkap salah seorang peserta dalam evaluasi pada sore harinya seusai penjelajahan.
Bagaimana mengelola Satuan Pramuka?
Pelatih Pramuka sekaligus Purna Guru SMA Madrasah Aliyah Kota Madiun, Sri Rahayu menegaskan bahwa pengelolaan atau manajemen merupakan kunci dalam mengatur segala sesuatu untuk mencapai tujuan. Tujuan umum dari pengelolaan Satuan adalah mewujudkan generasi yang lebih baik dari sebelumnya, yang memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan masyarakat. Peserta didik diharapkan mampu menalar pengalaman-pengalaman di lapangan secara kritis, memiliki sikap dan moral Pancasila yang benar. Untuk mencapai tujuan itu, seorang Pembina atau pemimpin tentunya harus memiliki ketrampilan manajerial. “Mengelola Satuan Pramuka dapat dilakukan dengan cara-cara praktis, seperti kedekatan dengan peserta didik, mampu berkomunikasi dengan baik, peserta didik tidak hanya sebagai obyek melainkan sebagai pemeran atau subyek; artinya Pembina harus melibatkan mereka dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi dalam setiap kegiatan. Mengapa demikian? Supaya berkembang rasa percaya diri dalam peserta didik, dengan demikian mereka akan merasa bahwa kegiatan itu “perlu” dan dengan penuh kesadaran dapat diikuti,” begitu ungkap beliau berdasarkan pengalaman membina Pramuka selama 30 tahun di SMA tempat ia mengabdi tersebut.
Fungsi manajemen juga berlaku dalam Satuan Pramuka yang biasanya digolongkan dalam perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan atau motivasi, dan pengendalian sebagai berikut: Pertama, perencanaan yaitu memutuskan apa yang harus dilakukan pada waktu yang akan datang dan seterusnya dan membuat rencana untuk pelaksanaannya secara matang. Hal ini berkaitan dengan program tahunan, bulanan, dan mingguan dari Satuan tersebut. Kedua, pengorganisasian yaitu membuat penggunaan maksimal dari sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana dengan baik. Ketiga, kepemimpinan atau motivasi yaitu memakai kemampuan di area ini untuk membuat peserta didik atau Pembina yang lain mengambil peran serta aktif dengan efektif dalam mencapai suatu rencana. Keempat, pengendalian merupakan monitoring–memantau kemajuan rencana, yang mungkin membutuhkan perubahan tergantung apa yang terjadi, misalkan: kendala waktu pelaksanaan dan anggaran yang kurang mendukung. Hal ini dapat dilakukan dengan kerja sama Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab di mana ada Satuan Pramuka. “Intinya adalah Pembina Pramuka memiliki peran strategis dalam melaksanakan fungsi ini. Jangan begitu melepas peserta didik untuk melaksanakan tugas-tugas dalam Kepramukaan. Mereka harus dibimbing dan diberi penjelasan secara rinci, sehingga mereka memperoleh pemahaman yang memadai. Mari mengembalikan citra`Kepramukaan di mata masyarakat.” tegasnya seraya disambut tepuk tangan meriah dari peserta KMD.
Pada pertemuan hari ketiga, Sri Rahayu menegaskan kepada peserta mengenai penghayatan kode kehormatan Pramuka yang tertuang dalam “Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka,” yang harus dimiliki oleh seorang Pembina. “Kode kehormatan Pramuka merupakan norma-norma yang harus dipatuhi oleh semua orang termasuk Pembina. Kode kehormatan itu merupakan norma kehidupan Pramuka yang memancarkan kesadaran pembangunan watak (character building) melalui kegiatan Kepramukaan. Orang lain akan memandang kita rendah kalau kita sendiri tidak menghormati kode kehormatan tersebut, sebab kode kehormatan itu identik dengan harga diri seseorang.” tandasnya.
Dalam Upacara Penutupan KMD pada sore harinya, Romo Agustinus Supriyadi, SS., Pr menyampaikan permohonannya kepada Kwartir Cabang Pramuka Kota Madiun untuk melibatkan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh cabang. Hal itu dimaksudkan supaya KMD ada tindak lanjutnya. Dengan demikian ilmu yang didapat oleh peserta mahasiswa pada saat kursus terus berkembang dan semakin mantap. Di hadapan peserta, pelatih, panitia, dan Ketua Kwartir Cabang Kota Madiun beliau mengatakan: “Saya berjanji akan memfasilitasi mahasiswa jika diberi ruang untuk terlibat dalam kegiatan Kepramukaan,” janjinya.
Peliput: HERELIUS NIUS
Anggota PMKRI Cabang Madiun “St. Ambrosius”
Jln. Soegijopranoto, Tromol Pos 13 MADIUN─63102
E-mail: hereliusnius@ymail.com
Berita ini dipublikasikan di Majalah EDUCARE No. 12/VI/MARET 2010